PERANAN
KELUARGA
DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH
Di Susun Dalam Rangka Untuk
Melengkapi Persyaratan
Mata Kuliyah Al-Qur'an & hadits
Disusun Oleh:
Nama :
Hasan Habiburrahman
Kelas :
1.PAI.A7
Reguler : 2
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL
ULAMA (UNISNU)
JEPARA
Kata
Pengantar
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Taufik serta
Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan menulis Makalah
yang berjudul “PERANAN KELUARGA DALAM
PENDIDIKAN” yang dapat terselesaikan pada waktu yang ditentukan.
Makalah
ini disusun dengan maksud untuk melengkapi persyaratan mata kuliyah. Disamping
itu penulis berharap para pembaca mampu memahami isi makalah ini. Dan penulisan
makalah ini melibatkan banyak pihak yang telah membantu, oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Dan
sangat diharapkan kepada para pembaca untuk bisa memberi kritik dan saran yang
sifatnya ilmiyah dan membangun, sehingga makalah ini bisa menjadi sempurna.
Akhir
kata semoga makalah ini mendapat Ridho dari Allah SWT, sehingga bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
Hasan
Habiburrahman
Daftar
Isi
Bab
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Menurut media
atau agen sosialisasi keluarga merupakan kelompok primer yang memiliki
intensitas tinggi untuk mengawasi perilaku anggota keluarganya secara maksimal.
Disamping itu keluarga atau orang tua berperan penting mendidik anak agar
kehadirannya dapat diterima oleh masyarakat. Dengan proses solialisasi yang
diberikan oleh orang tua kepada anak agar membentuk ciri khas kepribadiannya
yang baik. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “peranan keluarga dalam
pendidikan” sebagai makalah ini. Dengan adanya makalah ini penulis berharap
agar pembaca dapat mengetahui seberapa pentingnya peran keluarga dalam pendidikan
anak.
B.
Rumusan Masalah
1)
Apa
pengertian keluarga?
2)
Apa
pengertian pendidikan?
3)
Apa
tujuan pendidikan?
4)
Bagaimana
peran keluarga dalam pendidikan?
C.
Tujuan Penulis
1)
Untuk
mengetahui apa itu keluarga.
2)
Untuk
mengetahui apa itu pendidikan.
3)
Untuk
mengetahui tujuan pendidikan.
4)
Untuk
mengetahui peran keluarga dalam pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Keluarga
Keluarga adalah
sebuah lingkungan rumah tangga yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi
instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggota yang
berada dalam suatu jaringan.
Istilah keluarga
dalam sosiologi menjadi salah satu bagian ikon yang mendapat perhatian khusus,
secara umum keluarga juga di anggap penting sebagai bagian dari masyarakat[1].
Dalam keluarga
setiap anggotanya memiliki peran masing-masing yang mengimplikasikan kewajiban
dan hak. Tertunaikannya masing-masing peran tersebut menjamin terciptanya
sebuah keluarga yang tentram, damai, dan menyenangkan. Kondisi ini akan
membuahkan sebuah karakter rumah tangga yang membetahkan. Pakar moral dan etika
klasik, Confucius, seperti yang
dikutip William J. Goode menyatakan
bahwa suatu masyarakat akan kehilangan kekuatannya manakala orang sudah gagal
memenuhi kewajiban-kewajiban keluarganya. Kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat hanya akan terwujud apabila setiap orang sebagai anggota keluarga
mau berperilaku benar, dalam arti berhasil memenuhi kewajiban-kewajiban
keluarganya[2].
B.
Konsep Keluarga Dalam Islam
Pemikiran
sosial dalam islam setuju dengan pemikiram sosial modern yang mengatakan bahwa
keluarga itu adalah unit pertama dan institusi pertama dalam masyarakat di mana
hubungan-hubungan yang terdapat di dalamnya, sebagian besarnya, bersifat
hubungan-hubungan langsung. Di situlah berkembang individu dan di situlah
terbentuknya tahap-tahap awal proses
pemasyarakatan (socialization), dan melalui interaksi dengannya ia memperoleh
pengetahuan, ketrampilan, minat, nilai-nilai, emosi dan sikapnya dalam hidup
dan dengan itu ia memperoleh ketentraman dan ketenangan.
Pembentukan keluarga dalam islam bermula dengan
terciptanya hubungan suci yang menjalin seorang lelaki dan seorang perempuan melalui
perkawinan yang halal, memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat sahnya. Oleh
sebab itu kedua suami isteri itu merupakan dua unsur utama dalam keluarga. Jadi
keluarga dalam pengertiannya yang sempit merupakan suatu unit sosial yang
terdiri dari seorang suami dan seorang isteri, atau dengan kata lain keluarga
adalah perkumpulan yang halal antara seorang lelaki dan seorang perempuan yang
bersifat terus-menerus di mana yang satu merasa tenteram dengan yang lain
sesuai dengan yang ditentukan oleh agama dan masyarakat. Dan ketika kedua suami
isteri itu dikaruniai seoarang anak atau lebih, maka anak-anak itu menjadi
unsur utama ketiga pada keluarga tersebut disamping dua unsur sebelumnya[3].
C.
Pengertian Pendidikan
Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta ke-terampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
Pengertian
pendidikan di sini menegaskan bahwa dalam pendidikan hendaknya tercipta sebuah
wadah di mana peserta didik bisa secara aktif mempertajam dan memunculkan ke permukaan
potensi-potensinya sehingga menjadi kemampuan-kemampuan yang dimilikinya secara
alamiah. Definisi ini juga memungkinkan sebuah keyakinan bahwa manusia secara
alamiah memiliki dimensi jasad, kejiwaan, dan spi-ritualitas.
Di samping itu, definisi yang sama memberikan ruang untuk berasumsi bahwa
manusia memiliki peluang untuk bersifat mandiri, aktif, rasional, sosial, dan
spiritual[4].
D.
Peran Keluarga Dalam Pendidikan
Pada
keluarga yang memiliki tingkat kehidupan sempurna dan tinggi, maka akan
ditemukan kehidupan yang jauh berbeda. Rasa tanggung jawab akan terlihat lebih
besar yang ditanggung antara sang ayah dan ibu. Mulai dari masa mengandung,
melahirkan, menyapihkan, mereka akan memelihara serta mendidik si anak hingga
dewasa[5].
Kewajiban
mendidik ini secara tegas dinyatakan Allah dalam surat At Tahrim ayat 6, sebagai berikut :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman,
peliharalah diri dan keluargamu dari api neraka”
Perkataan
Quu di sini adalah kata kerja perintah atau fiil amar yaitu suatu kewajiban
yang harus ditunaikan oleh kedua orang tua terhadap anaknya. Kedua orang tua
adalah pendidik yang pertama bagi anaknya karena ia lahir dan hadir di
tengah-tengah keluarga. Sebelum orang lain
mendidik anak ini, maka kedua orang tuanyalah yang mendidiknya
terlebih dahulu[6].
|
Dalam
salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dikatakan:
رَعِيَّتِهِ
عَنْ مَسْئُولٌ
كُلُّكُمْ رَاعٍ
وَكُلُّكُمْ
Artinya : “ Masing-masing kamu adalah pemimpin dan
masing-masing kamu bertanggung jawab atas orang-orang yang kamu pimpin[7]”.
Islam mewajibkan keluarga
untuk mendidik dan menumbuhkan segala aspek kepribadian anak-anaknya. Di
samping ia mengharuskan pertumbuhan jasmani, akal, rasa seni, emosi, spiritual,
akhlak dan tingkahlaku sosial untuk menyiapkan generasi muda itu menghadapi
hidup di masyarakat.
Bidang-bidang pendidikan di
mana keluarga dapat memainkan yaitu :
1) Peranan
Keluarga Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Bagi Anak-anaknya
Keluarga
mempunyai peranan penting untuk menolong pertumbuhan-pertumbuhan anak-anaknya
dari segi jasmani, baik baik aspek perkembangan ataupun aspek perfungsian.
Begitu juga untuk menciptakan kesehatan jasmani yang baik dan kewajaran jasmani
yang sesuai. Begitu juga dalam hal memperoleh pengetahuan, konsep-konsep,
keterampilan-keterampilan, ke-biasaan-kebiasaan, dan sikap terhadap kesehatan
yang harus dipunyai untuk mencapai kesehatan jasmani yang sesuai dengan umur,
menurut kematangan, dan pengamatan mereka.
Peranan
keluarga dalam menjaga kesehatan anak-anaknya dapat dilaksanakan sebelum bayi
lahir, yaitu melalui pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan memberinya makanan
yang baik dan sehat selama mengandung, sebab itu berpengaruh pada anak dalam
kandungan. Sehingga apabila bayi telah lahir maka tanggung jawab keluarga
terhadap kesehatan anak dan ibunya menjadi berlipat ganda. Dia dapat memperoleh
banyak cara-cara dan jalan perlindungan (protection), pengobatan, dan
pengembangan untuk menunaikan tanggung jawab ini.
Di antara
cara-cara yang dapat menolong untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan jasmani
dan kesehatan anak-anaknya adalah: memberi peluang yang cukup untuk menikmati
susu ibu, jika kesehatan ibu mem-bolehkan yang demikian. Sebab pada susu ibu,
terkandung makanan jasmani, psikologikal, dan spiritual yang tidak terdapat
pada susu botol.
2) Peranan
Keluarga Dalam Pendidikan Akal (intelektual)
Walaupun
pendidikan akal telah dikelolakan oleh institusi-institusi yang khusus seenjak
dari dahulu lagi, tetapi keluarga masih tetap memegang peranan penting dan
tidak dapat dibebaskan dari tanggung jawab ini. Bahkan ia memegang tanggung jawab besar sebelum
anak-anaknya memasuki sekolah. Di antara tugas-tugas keluarga adalah untuk
menolong anak-anaknya menemukan, membuka dan menumbuhkan kesediaan-kesedian,
bakat-bakat, minat dan kemampuan-kemampuan akalnya dan memperoleh
kebiasaan-kebiasaan dan sikap intelektual yang sehat dan melatih indra kemampuan-kemampuan
akal tersebut.
Di
antara cara-cara yang dapat dilalui oleh keluarga untuk memain-kan peranannya
dalam pendidikan ini adalah; mempersiapkan rumah tangga dengan segala macam
perangsang intelektual dan budaya. Di antara berbagai perangsang ini, yaitu
meliputi permainan dan pengajaran yang bertujuan gambar-gambar, buku-buku yang
menyebabkan anak-anak gemar menelaah kandungan buku-buku dan bersedia untuk
membaca sebelum ia belajar membaca dan menulis.
Sesudah
anak-anak masuk sekolah, tanggung jawab keluarga dalam pendidikan intelektual
bertambah luas. Sekarang menjadi kewajiban keluarga dalam bidang ini adalah
menyiapkan suasana yang sesuai dan menggalakkan untuk belajar, mengulangi
pelajaran, mengerjakan tugas, mengikuti kemajuan sekolah, berkerjasama dengan
pihak sekolah untuk menyelesaikan masalah pelajaran yang dihadapinya, menggalakkan
mereka untuk mengulangi pelajaran dan membimbing mereka dengan cara yang sesuai
untuk belajar jika mereka faham akan hal tersebut[8].
3) Peranan
Keluarga Dalam Pendidikan Psikologi dan Emosi
Di
antara bidang-bidang di mana keluarga dapat memainkan peranan penting adalah
pendidikan psikologikal dan emosional. Melalui pendidikan itu keluarga dapat
menolong anak-anaknya dan anggota-anggotanya secara umum untuk menciptakan
pertumbuhan emosi yang sehat, menciptakan kematangan emosi yang sesuai dengan
umumnya, menciptakan penyesuaian psikologikal yang sehat dengan dirinya sendiri
dan dengan orang lain yang disekelilingnya. Begitu juga dengan me-numbuhkan
emosi kemanusian yang mulia, seperti cinta terhadap orang lain, mengasihani
orang lemah dan teraniaya, menyayangi dan me-ngasihani orang fakir-miskin,
kehidupan emosi yang rukun dengan orang lain dan menghadapi masalah
psikologikal secara positif dan dinamis[9].
Pentingnya
peranan keluarga dalam pendidikan ini adalah sebab ia melibatkan anak-anak
dalam tahap awal hidupnya, dimana hubungan-hubungan dan pengalaman sosialnya
belum cukup luas, juga belum sanggup ia berdikari untuk menanggapi suasana dan
milliu sekelilingnya.
Langkah
pertama yang harus diambil oleh keluarga untuk mendidik dan memelihara
anak-anaknya dari segi psikologi adalah me-ngetahui segala keperluan psikologi
dan sosialnya, serta mengetahui ke-pentingan cara-cara memuaskannya untuk
mencapai penyesuaian psiko-logi bagi kanak-kanak tersebut. Begitu juga harus
mengetahui gejala-gejala dan sifat pemuasannya atau ketidak puasannya dalam
tingkah laku anak-anak. Juga harus diusahakan untuk memberi kesempatan bergerak
dan cara-cara bergaul yang akan menolong ia memuaskan kebutuhan tersebut supaya
mereka jangan merasa tidak tentram dan juga merasa tidak mendapat perhatian dan
penghargaan[10].
Bab
III
A.
Kesimpulan
Keluarga adalah
sebuah lingkungan rumah tangga yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah atau perkawinan.
Pemikiran
sosial dalam islam setuju dengan pemikiram sosial modern yang mengatakan bahwa
keluarga itu adalah unit pertama dan institusi pertama dalam mendidik
anak-anaknya.
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Keluarga
memiliki tingkat kehidupan sempurna dan tinggi, maka akan ditemukan kehidupan
yang jauh berbeda. Rasa tanggung jawab akan terlihat lebih besar yang
ditanggung antara sang ayah dan ibu. Mulai dari masa mengandung, melahirkan,
menyapihkan, mereka akan memelihara serta mendidik si anak hingga dewasa. Dan berikut
pendidikan di mana keluarga dapat memainkan yaitu :
a.
Peranan
Keluarga Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Bagi Anak-anaknya
b.
Peranan
Keluarga Dalam Pendidikan Akal (intelektual)
c.
Peranan
Keluarga Dalam Pendidikan Psikologi dan Emosi
B.
Saran
Berdasarkan pada
uraian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran yang berkaitan dengan Peranan Keluarga Dalam Pendidikan:
1.
Kita harus mempunyai rasa tanggung jawab dalam mendidik anak-anak.
2.
Kita harus mendidik dan menumbuhkan segala aspek kepribadian anak.
C.
Kata Penutup
Alhamdulillah,
penyusunan makalah ini dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan. Apabila
ada kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini, penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Maka dari itu, penulis berharap para pembaca agar
memberi kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penyusunan makalah ini
bisa sempurna dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Latif, Abdul, 2007, Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan,
Bandung; PT Refika Aditama
Langgulung, Hasan, 2004, MANUSIA & PENDIDIKAN: Suatu Analisa Psi-kologi,
Filsafat Dan Pendidikan, Jakarta: PT Pustaka Al Husna Baru
Langgulung, Hasan, 1979 psikologi dan kesehatan mental di
sekolah-sekolah, jawatan kuasa penerbitan U.K.M., bangi
Rasyad, Aminuddin, 1992, Materi pokok dasar-dasar kependidikan, Muzayyin
Arifin-(Ed). Jakarta: Departemen Agama
[1] Abdul
Latif , Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan, (Bandung, PT Refika Aditama,
2007) hlm. 19
[2] “Ibid”
hlm. 23
[3] Hasan langgulung, MANUSIA & PENDIDIKAN: Suatu Analisa Psikologi, Filsafat
Dan Pendidikan, Jakarta: PT Pustaka Al Husna Baru, 2004
[4] Abdul
Latif , Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan, (Bandung, PT Refika Aditama,
2007) hlm.. 7
[5] Aminuddin Rasyad, Materi pokok dasar-dasar kependidikan, Muzayyin
Arifin-(Ed). Jakarta: Departemen Agama, 1992. hlm. 254
[8] Hasan langgulung, MANUSIA & PENDIDIKAN: Suatu Analisa Psikologi,
Filsafat Dan Pendidikan, Jakarta: PT Pustaka Al Husna Baru, 2004
[9] Untuk
uraian selanjutnya lihat : Hasan langgulung, psikologi dan kesehatan mental di sekolah-sekolah, jawatan kuasa
penerbitan U.K.M., bangi, 1979
[10] Hasan langgulung, MANUSIA & PENDIDIKAN: Suatu Analisa Psikologi, Filsafat Dan Pendidikan, Jakarta: PT Pustaka Al
Husna Baru, 2004